Jakarta, Pedomanku.id:
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI tengah merancang strategi khusus untuk mengantisipasi dan menangani potensi bencana pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya melindungi keselamatan masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Kebencanaan BAZNAS RI, Dian Aditya Mandana Putri, dalam Pengajian Selasa Pagi bertema “Program dan Pembinaan BAZNAS Tanggap Bencana 2025” yang diadakan oleh Pusdiklat BAZNAS RI dan disiarkan melalui kanal YouTube BAZNAS TV pada Selasa (3/12/2024).
Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital, Prof. Ir. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D., menyoroti tingginya potensi bencana alam di Indonesia, seperti banjir, gempa bumi, hingga letusan gunung berapi.
“Mitigasi bencana menjadi langkah strategis yang sangat penting untuk meminimalkan risiko dan dampak bencana terhadap masyarakat,” ujar Prof. Nadra.
Ia menambahkan, strategi penanganan bencana merupakan bagian dari komitmen BAZNAS dalam menciptakan masyarakat yang lebih tangguh, baik secara fisik, mental, maupun spiritual, dalam menghadapi berbagai bencana.
Dian Aditya Mandana Putri menjelaskan bahwa BAZNAS RI telah merumuskan tiga pilar utama dalam strategi penanganan bencana, yakni penguatan koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), dan penyempurnaan standar layanan.
“Ketiga pilar ini dirancang agar dapat diterapkan meskipun tidak dalam situasi darurat, sehingga masyarakat lebih siap menghadapi kemungkinan bencana,” ungkapnya.
BAZNAS juga menjalankan sejumlah program mitigasi bencana untuk mengurangi dampak dan jumlah korban, seperti Kampung Tanggap Bencana, Madrasah Aman Tanggap Bencana, dan BTB Goes to School.
“Program-program ini bertujuan mendampingi masyarakat di daerah rawan bencana agar mereka memiliki kesiapan dan pemahaman dalam menghadapi situasi darurat. Dengan demikian, mereka dapat bertindak cepat dan tepat saat bencana terjadi,” jelas Dian.
Ia menyebutkan, program-program tersebut telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat di daerah pedesaan, bahkan beberapa desa kini mampu membantu wilayah tetangga yang terkena bencana.
“Alhamdulillah, di beberapa wilayah program ini telah berhasil. Bahkan, masyarakat setempat mampu membentuk kelompok kerja (pokja) tanggap bencana untuk membantu desa atau kelurahan lain yang terdampak,” ujarnya.
Hingga akhir 2024, BAZNAS RI telah menginisiasi 27 lokasi Kampung Tanggap Bencana di berbagai wilayah Indonesia.
“Ke depan, kami berencana menambah lokasi baru sekaligus memastikan keberlanjutan program di 27 titik yang sudah ada. Tujuannya agar masyarakat lebih siap jika terjadi bencana,” tutup Dian. (Ripaldi)