160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
iklan dpr makassar

BAZNAS RI Dorong Penggunaan Zakat dalam Strategi Pengentasan Kemiskinan pada ICONZ ke-8

Jakarta, Pedomanku.id: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menggelar konferensi internasional The 8th International Conference on Zakat (ICONZ) 2024, yang berlangsung pada 17-19 Desember di Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Dengan tema “The Zakat Contribution Towards the World Poverty Alleviation and Welfare,”.

Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan mengatakan, zakat memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia. Saat ini penduduk miskin di Indonesia masih berjumlah 25,2 juta, 5 juta diantaranya adalah kemiskinan ekstrem. Pasalnya, penuntasan pengentasan kemiskinan merupakan agenda global yang harus diiringi dengan pengelolaan zakat yang efektif

“Hari ini, di Indonesia ada 25,2 juta orang miskin, 5 juta di antaranya miskin ekstrem. Jadi bagaimana dana zakat ini kemudian bisa menjadi solusi akselerasi pengentasan kemiskinan di Indonesia dan tentunya di dunia,” ungkap Saidah.

Saidah menjelaskan terdapat tiga strategi utama yang dijalankan BAZNAS untuk memaksimalkan dampak zakat. Salah satunya melalui intervensi sosial yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar mustahik, seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan.

Dalam hal ini, akses pendidikan sangat penting bagi anak-anak dari keluarga miskin, agar mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.

“Jadi seluruh kebutuhan darurat itu harus menjadi bagian yang diutamakan, bagaimana mustahik mendapatkan akses pangan dan akses kesehatan yang itu menjadi akses dasar, termasuk akses terhadap pendidikan,” jelasnya.

Selain itu, BAZNAS juga menerapkan intervensi ekonomi dengan memberikan modal usaha dan membuka akses pasar bagi mustahik yang memiliki kapasitas untuk diberdayakan. BAZNAS juga fokus pada advokasi untuk mengubah status mustahik menjadi muzaki, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dari segi materiil maupun spiritual.

Dalam acara ini dihadiri para delegasi zakat dari berbagai negara yang juga turut serta berbagi pengalaman dan strategi dalam pengelolaan zakat untuk pengentasan kemiskinan global. Seperti Kepala Keuangan Pusat Pengumpulan Zakat (PPZ) Malaysia, Azhan bin Ismail.

Ia menjelaskan Malaysia memberikan modal usaha kepada masyarakat yang ingin menjalankan bisnis, agar mereka dapat mandiri dan keluar dari status asnaf, golongan yang berhak menerima zakat.

Selain itu, Malaysia juga menyediakan pendidikan gratis mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat.

“Kami memberi mereka ilmu, kami memberi mereka pelatihan, agar mereka bisa keluar dari studinya lalu menjadi profesional. Semua jenis pendampingan yang kami lakukan ini untuk mengurangi jumlah asnaf sehingga mengurangi jumlah kemiskinan,” tutur Azhan.

Azhan juga menambahkan, PPZ Malaysia memiliki program unik untuk memotivasi masyarakat agar berzakat, yaitu memberikan sejumlah uang kepada pembayar zakat setelah mereka meninggal dunia, hingga mencapai 3.000 ringgit Malaysia. Program ini disediakan dengan dana sekitar 600.000 hingga 700.000 ringgit per tahun, dengan tujuan agar manfaat zakat bisa dirasakan bahkan setelah kematian.

“Melalui konferensi ini, BAZNAS dan para delegasi zakat internasional semakin memperkuat kolaborasi dalam memaksimalkan peran zakat untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia,” jelasnya, (amalia)

Facebook Comments Box

Baca Juga