Ambon, Pedomanku.id:
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku, Senin 7 Oktober menggelar Musyawarah Daerah (Musda). Musda ke-7 yang bakal dibuka Penjabat Gubernur Maluku itu mengambil tema “Berkhidmat dalam Menegakkan Kemaslahatan dan Keharmonisan Umat.
Ketua Panitia Musda MUI Maluku, Drs.H.Abdul Kadir el M,Si dikonfirmasi media ini mengemukakan, Musda yang digelar di Asrama haji Waiheru itu memiliki nilai strategis. Sebab, MUI memiliki peran penting dalam menjaga ajaran Islam di tengah era globalisasi yang semakin kompleks, di mana perubahan sosial terjadi dengan cepat.
“Karena itu, kita semua berharap, Musda MUI kali ini bisa memilih pemimpin terbaik dari semua calon yang sangat luar biasa. Musda ini nantinya dibuka langsung Penjabat Gubernur Maluku Ir. Sadali Le, M.Si,” urainya, Jumat, 4 Oktober 2024.
H.Abdul Kadir El mengemukakan, hingga saat ini, kerja kerja panitia, termasuk steering commite mendekati finish, atau sekitar 70%-80%. “Semoga dengan berbagai kordinasi dan bantuan dari banyak pihak, kita dapat merampungkan semua persiapan. Apalagi, tersisa tiga hari lagi kita akan melaksanakan kegiatan Musda MUI Maluku,” tuturnya.
Menyinggung siapa saja kandidat terkuat yang berpeluang sebagai terpilih dalam menjalankan roda MUI ke depan, Dade–sapaan akrab H.Abdul Kadir menyebutkan, setidaknya ada beberapa nama yang insyallah punya kapasitas maju sebagai calon Ketua MUI ke depan. Mereka itu ada dari kyai senior, dan ada beberapa kyai muda yang kapasitasnya tak kalah luar biasa.
Hanya saja, demikian Dade, ada beberapa mekanisme dan prosedur dalam proses pemilihan nantinya. Dimana, akan dipilih 13 formatur, terdiri dari 3 orang pengurus demisioner MUI Provinsi Maluku, 5 orang pengurus MUI kabupaten/kota, 3 orang perwakilan organisasi pendukung, 1 orang perwakilan pesantren dan terakhir 1 orang perwakilan dari cendikia. Dari 13 nama ini akan memilih siapa yang akan menjadi Ketua MUI Maluku.
“Kita semua berharap, semoga kegiatan ini di berikan kelancaran, dan dapat melahirkan pemimpin MUI yang dapat memberikan kontribusi baik untuk kemaslahatan orang banyak di Maluku ke depan,” tutup Ketua Mathla’ul Anwar Provinsi Maluku ini.
Seperti diketahui, MUI menjadi lembaga yang berperan sebagai mediator dan penghubung antarumat beragama. MUI harus berusaha menciptakan atmosfer harmoni dan toleransi di antara masyarakat yang memiliki latar belakang etnis, budaya, dan agama yang beragam, apalagi di Maluku. (rul)