Makassar, Pedomanku,id:
Dalam penanggalan Islam, Ahad 7 Juli hari ini bertepatan bulan pertama tahun baru 1446 Hijriah. Tahun baru Islam ini, selain merupakan hari penting bagi umat Islam, sekaligus menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam. Yakni, penghijrahaan Nabi Muhammad SAW, dari Kota Makkah ke Madinah, tahun 622 Masehi.
Di bulan mulia ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar menggelar khitanan gratis bagi 70 anak kaum dhuafa di Masjid Raudhatul Muflihien, Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan Botoala. Khitanan gratis ini dihadiri Ketua BAZNAS Kota Makassar,-HM.Ashar Tamanggong, dan Wakil Ketua I–Ahmad Taslim, dan Wakil Ketua II–H.Jurlan Em Saho’as.
Ketua BAZNAS Kota Makassar, H.Ashar Tamanggong di sela sela khitanan di masjid yang terletak di tengah tengah Pasar Terong tersebut mengemukakan, anak anak kaum dhuafa yang dikhitan bersamaan dengan tahun baru Hijriah dapat menjadi pengingat, sekaligus diharapkan kelak menjadi anak anak berakhlak mulia seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan dari Mekkah ke Madina. Kelak, anak anak ini dapat bertumbuh-kembang menjadi generasi generasi emas.
Pernyataan ATM—sapaan akrab Doktor Universitas Muslim Indoensia (UMI) Makassar ini tidak terlepas atau demikian bertalian dengan pengenangan betapa pentingnya tanggal hijrah yang menjadi perubahan paradigma dalam sejarah agama Islam. Dimana, pertama kali dalam sejarah Islam, seorang nabi dan rasul membentuk pemerintah dengan segala kesulitan dan berhasil membuat hubungan diplomatik dengan beberapa negara, serta menyampaikan dakwah Islam secara global, sehingga Islam tersebar ke seluruh dunia.
“Kita berharap, anak anak kaum dhuafa yang disunat di hari bersejarah dalam kalender Islam ini, kelak menjadi generasi yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Lebih khusus bagi keluarga, lingkungan, dan Kota Makassar ini,” tuturnya.
Pernyataan senada dikemukakan H.Jurlan Em Saho’as. Ia menambahkan, kesuksesan sunatan gratis ini juga tak kalah penting dari tenaga medis yang diturunkan BAZNAS Kota Makassar. Mereka berasal dari tenaga tenaga profesional dari Klinik BAZNAS.
“Khitanan gratis ini merupakan kerjasama Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Masjid Raudhatul Muflihien. Dan, perlu diingat bahwa, khitanan di masjid ini sudah kali ini dilakukan dalam tiga tahun belakangan,” tuturnya didampingi tim BAZNAS Makassar, Nabil Salim (Kabag 2) ,Andi Fifi, Fitriany Ramli, H.Arifuddin, Mudassir Idrus, Syarifuddin Pattisahusiwa, dan Putri—mahasiswa magang dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Menyinggung dana khitanan, H.Jurlan mengakui, jika ditotalkan, setiap anak yang disunat menggunakan sistem laser bisa menghabiskan dana mulai Rp1 juta hingga Rp1.500.000. Hanya saja, para orang tua tidak perlu memikirkan biaya apapun. Malah, anak anak juga mendapatkan sarung, kopiah, dan biaya pengganti transport.
Seperti diketahui, khitanan, BAZNAS Makassar juga memilki berbagai porgram, di antaranya Saudagar Tangguh Baznas yang dikemas dalam bentuk Bantuan Operasional Dhuafa Produktif. Bantuan Opersional Dhuafa Produktif ini, setidaknya karena kebanyakan pelaku UMKM, kurang memiliki kemampuan atau kecakapan untuk meningkatkan produktivitas. Malah, masih ada pelaku ekonomi kecil ini menjatuhkan pilihan kepada rentenir.
Program perbantuan tersebut agar dapat membangkitkan pelaku ekonomi ummat, sekaligus dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri layaknya Saudagar Tangguh. Hanya saja, para penerima harus melalui proses asesemen. Jumlahnya, lumayan. Bantuan ini, tanpa pengembalian.
Berbagai program BAZNAS Makassar tidka terlepas dari peran positif Walikota Makassar, Moh.Ramdhan Pomanto yang sekaligus Ketua Pembina BAZNAS Kota Makassar. Walikota dua periode itu tidak sekadar memberi perhatian, melainkan melibatkan diri dengan berbagai gagasan dan ide memajukan lembaga pemerintah nonstruktural beralamat di Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar tersebut. (din pattisahusiwa)