Sengkang, Pedomanku.id: Kepala Dinas Pendidikan Wajo Drs H Alamsyah M.Si membuka lokakarya kepemimpinan sekolah 1 Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 3.
Lokakarya berlangsung di aula pertemuan SMP Negeri 3 Wajo, Sabtu (25/5/2024) itu diikuti 44 peserta dari jenjang TK, SD, dan SMP dari Kabupaten Wajo dan Luwu.
Kegiatan lokakarya PSP angkatan 3 ini diikuti oleh 44 peserta yang berasal dari jenjang TK, SD dan SMP dari kabupaten Wajo dan Kabupaten Luwu.
Di hari yang sama kegiatan serupa berlangsung di sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan.
Kabupaten Luwu lokakarya berlangsung di SDN 01 Bonepute, Larompong Selatan, Luwu dihadiri Kepala Bagian Umum BBGP Sulawesi Selatan Drs Harisman. Pesertanya guru dan pengawas sekolah dasar dari Kabupaten Luwu dan Wajo.
Di Barru lokakarya PSP angkatan 2 dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barru H Andi Adnan Azis SSTP Msi. Kegiatan dihadiri 62 orang didampingi 5 fasilitator.
Di Kabupaten Takalar lokakarya diikuti 48 peserta dari 12 sekolah penggerak yang terdiri dari 2 TK, 4 SD, dan 6 SMP.
Kegiatan yang sama berlangsung pula di SMPN 2 Takalar itu dibuka Dibuka Kepala Bidang Ketenagaan Diknas Pendidikan Takalar : Rifani SIP Msi.
Di Kabupaten Gowa juga berlangsung kegiatan yang sama di SMK Negeri 2 Kabupaten Gowa dibuka oleh Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Gowa.
Ketika membuka lokakarya di Wajo, Kepala Dinas Pendidikan Wajo Drs H Alamsyah M.Si dalam sambutannya mengatakan, kepemimpinan merupakan kunci keberhasilan satuan pendidikan.
“Diperlukan kolaborasi model pentahelix dengan melibatkan seluruh stakeholder pendidikan untuk membangun kualitas pendidikan di Kabupaten Wajo,” katanya.
Terpisah, Kabag Umum BBGP Sulsel Drs Harisman ketika membuka lokakarya yang diikuti guru, kepala sekolah, dan pengawas SD di Luwu dan Wajo itu mengatakan, Program Sekolah Penggerak diluncurkan untuk jadi pioner dan pengimbas ke sekolah lain.
“Beruntung sekolah yang ditunjuk menjadi PSP. Karena hanya beberapa sekolah saja yang mendapat keperceyaan dari banyak peminat,” kata Harisman.
Kepala sekolah penggerak itu menurut Harisman, berat. Karena itu jangan sia-siakan karena dianggap mampu menjadi agen perubahan.
“Dengan Sekolah Penggerak mampu menjadi katalis daerah lain dan menjadi sekolah rujukan atau pengimbas bagi sekolah lain,” kata Kabag BBGP Sulsel itu.
Dia melanjutkan, “Gurunya ditargetkan jadi pendamping program sekolah penggerak berikutnya.”
Dikatakan, pemerintah tidak main asal tunjuk sekolah berfasilitas baik menjadi sekolah penggerak, tetapi melihat kemampuan kepala sekolahnya menjadi Sekolah Penggerak.
Harisman menguraikan, topik yang dibahas adalah filosofi Ki Hajar Dewantara yakni, Semua orang adalah guru. Artinya bisa menjadi nara sumber.
Filosofi berikutnya, semua tempat adaalah sumber belajar. Tempat pembelajaran bukan hanya sekolah.
Sementara itu Dr Ayatollah Hidayat MPd mewakili BBGP Sulawesi Selatan pada lokakarya di Wajo menyampaikan, tujuan sekolah yang dicita-citakan adalah peserta didik yang memiliki kompetensi dan karakter Profil Pelajar Pancasila.
“Kepala sekolah hendaknya menjadi pemimpin pembelajaran yang memberdayakan untuk mewujudkan hal tersebut,” katanya.
Ayatollah Hidayat yang menjabat sebagai pengelola peningkatan kompetensi PTK di BBGP Sulsel mengatakan, sekolah hendaknya bersungguh- sungguh memperbaiki rapor pendidikan yang menjadi salah satu indikator keberhasilan sekolah.
Setelah kegiatan pembukaan, peserta lokakarya bergeser ke kelas untuk mendapatkan pendalaman mengenai kepemimpinan sekolah yang didampingi tiga fasilitor.
Mereke adalah: dosen UNM Dr Nurhikmah Msi dan dua akademisi dari Universitas Cokroaminoto Kota Palopo masing-masing Rahmawati Upa dan Rio Fabrika Pasandaran. *