Maros, Pedomanku.id:
Literasi Keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan masyarakat.
Pentingnya literasi keuangan tersebut, membuat PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) memberikan pelatihan literasi keuangan kepada 1.000 nasabah di Kabupaten Maros. Pelatihan ini berlangsung di Gedung Serbaguna Pemkab Maros, Kamis, 19 September 2024.
Bupati Maros, Chaidir Syam berjanji akan terus terus memberikan dukungan terkait dengan program-program PNM. Sebab PNM Mekaar juga turun berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian di Maros.
“Tahun 2021 pertumbuhan ekonomi di Maros itu terbawa kedua di Sulsel, namun pada 2022, Maros naik menjadi tertinggi kedua di Sulsel pertumbuhan ekonomi 2022, dengan angka 9,13 persen. Itu semua berkat bantuan ibu-ibu yang hebat ini,” urai mantan Ketua DPRD Maros itu.
Sementara itu, Pimpinan Cabang PT PNM Makassar, Maimun Bakri, sebenarnya sejak awal PNM telah berkomitmen untuk memberikan pelatihan-pelatihan agar masyarakat prasejahtera bisa terbantu dan bisa keluar dari keadaan sulit.
Maimun Bakri mengemukakan, sebenaanya kegiatan seperti ini rutin dilakukan oleh PNM. Tujuannya, untuk meningkatkan pemahaman nasabah terhadap pentingnya literasi keuangan digital untuk usahanya.
Di sela sela pelatihan literasi keuangan PNM, pihaknya juga menyerahkan 1.000 Nomor Induk Berusaha (NIB). “Khusus PNM Cabang Makassar, sudah ada 3.500 nasabah yang menerima NIB,” ujarnya, seraya menambahkan, saat ini jumlah nasabah PNM di Maros sekitar 25 ribu orang, dengan total pembiayaan Rp75 miliar.
PNM Makassar, demikian Maimun Bakri, terus berupaya mendorong kemampuan serta kualitas produk pelaku UMKM agar naik kelas. “Kualitas UMKM di Maros itu cukup baik, makanya harus di support agar mereka naik kelas,” tutupnya.
Kepala Perwakilan OJK Sulselbar Darwisman menyebut, potensi ekonomi di Maros sangat besar. Makanya ia berencana melakukan pemetaan UMKM yang memiliki produk yang berkualitas.
“Misalnya, dari 25 ribu nasabah kita ambil 20 persennya agar produk mereka bisa di ekspor. Kemudian dengan adanya program ‘Bajina’ dari OJK, kita akan kolaborasikan dengan 35 stakeholder termasuk Pelindo dan Bea Cukai, dan dari perizinan,” tuturnya. (wis)