Pada musim haji tahun ini, puluhan ribu jamaah haji sudah berada di tanah suci, untuk melaksanakan ritual ibadah haji.
Banyaknya aktifitas fisik yang harus dilakukan di tengah cuaca panas ekstrem di tanah suci, menuntut jamaah haji harus mampu menjaga kondisi tubuh yang sehat sehingga dapat menjalani ritual ibadah haji.
Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) memberikan rekomendasi bagi jamaah untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit.
Sebelum berangkat, jamaah perlu lakukan vaksinasi flu, vaksinasi Covid-19. Hal ini akan memperkecil risiko tertular virus ketika jamaah berada dalam keramaian.
Kemudian jangan memaksakan bepergian bila kondisi kurang fit. “Lakukan perjalanan jauh hanya bila Anda merasa sehat. Pertimbangkan menunda rencana bepergian bila kondisi kurang fit,” kata DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia, dalam media briefing PB IDI, Jumat 7 Juni 2024.
Kata Dr. Syarif, jamaah yang punya penyakit bawaan, seperti astma, diabet, perlu menyiapkan perlengkapan kesehatan perjalanan, seperti obat rutin yang harus diminum, juga obat darurat seperti obat luka, obat pereda demam dan nyeri, obat flu dan pembersih luka.
Selain itu, perlu menjaga kebersihan tangan dengan menggunakan hand sanitizer, sabun atau tissu basah setelah selesai beraktifitas. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir selama 20 detik, atau gunakan pembersih tangan (hand sanitizer) atau tissue basah yang mengandung alkohol minimal 60 persen.
Hindari menyentuh mata, hidung atau mulut Anda, apabila tangan tidak dalam kondisi bersih atau belum dicuci. Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissu, kemudian buang tissu bekas pada tempatnya. Selain itu, tetap terhidrasi dan tidur yang cukup.
“Perlu menjaga tetap terhidrasi, beradaptasi dengan lingkungan, pakai masker untuk mencegah penyakit menular, melindungi dari debu dan polusi. Gunakan APD, serta rutin konsultasi ke dokter,” kata Dr. Syarief.
Selain itu, pantau kondisi tubuh, terutama bagi Anda yang mengidap diabetes, hipertensi, serta kondisi kesehatan lainnya yang memerlukan perhatian khusus. Karena dalam setiap penyelenggaraan ibadah haji, tim kesehatan haji melibatkan dokter, dokter spesialis, dan fasilitas pelayanan, termasuk dokter jamaah,” kata Dr. Syarief (Ifa)