Jakarta, Pedomanku.id:
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Amil Zakat Nasional (Pusdiklat-BAZNAS) RI menggelar pelatihan Monitoring dan Evaluasi, atau Monev. Monev angkatan kedua yang diikuti 30 peserta perwakilan BAZNAS provinsi, kabupaten/kota se Indonesia itu berlangsung di Hotel Balairung Matraman, Jakarta.
BAZNAS Kota Makassar mengutus empat perwakilan pada Diklat yang dibuka Ketua BAZNAS-RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, Senin, 3 Juni 2024. Mereka masing masing Pelaksana Tugas (Plt) Ketua BAZNAS Makassar, H.Jurlan Em Saho’as dan Wakil Ketua IV Bidang Adminitrasi dan Umum—H.Syahruddin Mayang, serta dua staff yakni, Kabag II Bidang Pendistribusian dan Pemberdayaan – Nabil Salim, dan Syarifuddin Pattisahusiwa. Sementara BAZNAS Provinsi Sulawesi Wakil Ketua IV Abdul Azis Bennu.
Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, saat membuka kegiatan yang berlangsung hingga Rabu,5 Juni itu mengemukakan, pelatihan Monev program demikian penting. Penting lantaran dapat mewujudkan program-program BAZNAS yang berkualitas demi tercapainya kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
“Ini kali kedua kegiatan ini diselenggarakan, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran akan arti pentingnya monitoring dan evaluasi demi pengembangan program pendistribusian dan pendayagunaan zakat di BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota dalam pengelolaan zakat,” katanya saat itu.
Menurutnya, sesuai dengan prinsip BAZNAS dalam pengelolaan zakat, yakni Aman Syar’i, Aman Regulasi, dan Aman NKRI, diharapkan seluruh jajaran lembaga pemerintah nonstruktural tersebut terus memberikan kebermanfaatkan untuk umat, melalui program-program terbaik yang dibentuk, sesuai prinsip BAZNAS, berorientasi perencanaan, mengacu standar prosedur dan manajemen risiko.
Melalui pelatihan tersebut, Kiai Noor berharap, para amil memperoleh pemahaman dalam mempersiapkan penyempuranaan program pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan bisa memberikan pemahaman, untuk selanjutnya mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program-program zakat sehingga manfaat program yang dibentuk bisa dirasakan secara luas masyarakat yang membutuhkan,” harapnya.
Terpisah, Kepala Pusdiklat BAZNAS, Sarniti, SH., MH, menyebutkan, pentingnya pelatihan Monev tersebut.
“Program yang sudah direncanakan dan dijalankan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi agar kemanfaatan program dapat diukur dan dapat diketahui apakah program tersebut dapat direkomendasikan untuk dilanjutkan, dihentikan atau dikembangkan,” sebutnya.
Sarniti menjelaskan, terdapat beberapa materi yang akan disampaikan pada pelatihan ini, diantaranya Filosofi Monitoring dan Evaluasi, LFA (Logical Framework Approach), menyusun indikator smart, metode evaluasi hasil program, merencanakan aktifitas monitoring dan evaluasi, menyusun indikator instrumen monitoring dan evaluasi, dan praktik nyata.
“Kami bersinergi dengan Nice Indonesia yang sudah ahli dibidangnya untuk memberikan pemahaman dan pembekalan untuk para amil BAZNAS dalam tercapainya pembentukan program-program yang berkualitas. Dengan mengikuti pelatihan ini BAZNAS dan LAZ bisa memperoleh pemahaman dan keterampilan dalam monitoring dan evaluasi program pengelolaan secara efektif,” jelasnya.
Program yang sudah direncanakan dan dijalankan, demikian Sarniti, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi agar kemanfaatan program dapat diukur dan dapat diketahui apakah program tersebut dapat direkomendasikan untuk dilanjutkan, dihentikan atau dikembangkan.
Sementara itu, baik H.Jurlan Em Saho’as, maupun H.Syahruddin Mayang sama sama mengakui, pelatihan berjalan dengan baik, sekaligus memberi hasil maksimal. Keduanya menambahkan, nantinya, apa yang diperoleh dari pelatihan ini akan diaplikasikan di Makassar. (din pattisahusiwa-tim media baznas kota makassar)