Kegagalan dalam membangun bisnis tidak jarang ditemui. Pasalnya, mendirikan bisnis membutuhkan berbagai perencanaan dan keuletan yang tak sembarangan. Pengalaman gagal dalam mendirikan bisnis kuliner pernah dialami oleh sosok Khalid Abdul Rahman, pendiri merek jajan Kaku Food yang kini telah menjadi favorit masyarakat di Makassar.
Saat itu, ia baru saja mendirikan bisnisnya selama satu bulan, dan terpaksa harus gulung tikar. Menyadari kegagalan adalah bagian dari perjalanan setiap pebisnis, pria berusia 27 tahun ini memulai kembali, dan kini telah berhasil mengelola tujuh cabang Kaku Food yang tersebar di Kota Makassar.
Khalid mengisahkan bagaimana jatuh bangun dirinya menjadi seorang pegiat UMKM. “Saat itu saya tidak mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Saya terlalu berfokus pada pemasaran dan tidak melakukan riset terlebih dahulu, sehingga produk yang saya tawarkan minim peminat,” kenangnya.
Belajar dari kegagalannya, Khalid kemudian membawa Kaku Food untuk kembali hadir di tengah masyarakat, akhir 2019. Kali ini, ia menekankan perencanaan strategis pada lima pilar penting dalam mendirikan suatu bisnis, yakni aspek finansial, produk, personalia, pemasaran, hingga riset dan pengembangan.
Menariknya, Khalid menceritakan, Kaku Food besar dan berkembang justru setelah pandemi memasuki Indonesia. Di kala pegiat bisnis lain harus terseok-seok dengan pembatasan mobilitas dan menurunnya daya beli masyarakat, sebaliknya Kaku Food malah berhasil melakukan ekspansi hingga ke tujuh cabang. Ketika ditanya mengenai kunci rahasia bisnis untuk bertahan di situasi pandemi, ia menuturkan bahwa sebuah bisnis harus fleksibel terhadap segala situasi.
Dalam hal ini, Khalid menyebutkan bahwa penguatan ekosistem digital seperti media sosial, pemesanan online, hingga penyediaan layanan pembayaran digital menjadi hal yang krusial untuk didalami oleh setiap pelaku bisnis.
“Utamanya untuk bisnis UMKM, yang dibangun dengan modal tidak terlampau besar, harus bisa fleksibel dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen. Jika kita amati situasi pandemi ini, semakin banyak masyarakat yang beralih ke hal-hal yang serba online, termasuk dalam penggunaan dompet digital seperti ShopeePay untuk bertransaksi,” ujar Khalid.
Tidak hanya menguntungkan bagi konsumen, Khalid berpendapat bahwa layanan pembayaran digital ShopeePay juga sangat membantu pegiat usaha yang baru merintis dalam hal disiplin finansial dan meningkatkan visibilitas bisnis mereka terhadap lebih banyak calon pelanggan.
“Beragam promo yang dihadirkan oleh ShopeePay menjadi sebuah insentif yang menarik konsumen untuk bertransaksi di gerai kami.
Selain itu, ShopeePay juga sangat memudahkan proses pencatatan transaksi, sehingga pegiat usaha dapat mengontrol uang yang masuk dan keluar. Ini merupakan hal yang mendasar dan sangat penting bagi pegiat usaha pemula, seperti halnya disiplin dalam memisahkan rekening usaha dan rekening pribadi agar tidak merugi,” tuturnya.
Ke depannya, Khalid berharap Kaku Food dapat semakin berkembang dan menjadi merek industri jajanan yang terbaik dan dikenal luas di Indonesia, khususnya di seluruh penjuru kota Makassar terlebih dahulu.
Kaku Food telah bergabung sebagai merchant ShopeePay sejak tahun 2020. Kolaborasi ini juga membawa Kaku Food sebagai perwakilan merchant favorit kota Makassar di acara media gathering ShopeePay Semangat Usaha Lokal Makassar pada , 6 Juli 2021.
Setiap harinya, Kaku Food dapat menjual hingga ratusan porsi beragam menu populernya, seperti Pisang Coklat, Pangsit Goreng, Tahu Bakso, Cireng, dan Bakso Goreng. Warga Makassar dan sekitarnya dapat dengan mudah menemukan lokasi cabang Kaku Food terdekat melalui fitur “Deals Sekitarmu” di aplikasi Shopee. (hadi)