160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
iklan dpr makassar

Tim Pendataan Cagar Budaya DiansnKebudayaan Pantau Benda mirip Dwisula

Makassar, Pedomanku.id: Dr. Yadi Mulyadi MA yang tak lain Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Makassar, bersama Penggiat Budaya Andi Oddang SS, dan Tim Pendataan Bidang Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Makassar, melakukan pemantauan Dwisula—senjata berbentuk tombak berujung dua, pada Jumat, 2 Pebruari 2024.

Pemantauan ini  sebagai upaya pelestarian, pelindungan, dan pemahaman mendalam terhadap senjata bersejarah, dalam hal ini Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Tombak dengan bentuk bercabang dua yang unik ini, menjadi fokus utama dalam kegiatan pemantauan. Keindahan desain fisiknya tidak hanya menjadi daya tarik, tetapi juga mencerminkan kekayaan filosofis yang tersemat dalam senjata ini. Sebagai warisan budaya yang langka dan bernilai tinggi.

Dwisula tidak hanya dilihat sebagai objek mati, melainkan sebagai simbol kearifan lokal dan identitas masyarakat Makassar. Setiap corak dan detail pada Dwisula menjadi saksi bisu dari sejarah dan nilai-nilai yang ada dalam pantauan Tim Ahli Cagar Budaya Kota Makassar.

Pemantauan tidak hanya sekedar mencakup aspek fisik Dwisula, melainkan juga mendalam ke nilai-nilai filosofis yang melekat pada senjata tersebut. Dwisula memiliki makna keseimbangan, bukan hanya dalam panjang bilah-bilahnya, tetapi juga dalam konsep “dunia dan akhirat”. Bentuk Dwisula yang simetris mengajarkan pemiliknya untuk menjalani hidup secara seimbang, menghindari godaan dunia materi yang dapat merusak keseimbangan spiritual.

Kegiatan pemantauan yang dilakukan bukan sekedar tugas harian, melainkan perjalanan spiritual dan budaya yang sarat makna. Dalam pemantauan Dwisula oleh TACB, Penggiat Budaya, dan Tim Pendataan Bidang Cagar Budaya Disbud Kota Makassar, fokusnya tidak hanya pada fisik senjata bersejarah, tapi juga pada usaha pelestarian, pelindungan nilai dan makna filosofis dari Dwisula itu sendiri.

Dalam kata lain, pemantauan tidak hanya memastikan kelangsungan fisik Dwisula, tetapi juga merawat dan menghidupkan kembali kearifan lokal di dalam senjata tersebut, sejalan dengan semangat pelestarian nilai-nilai tradisional. (syasa-r)

 

Facebook Comments Box

Baca Juga