Jakarta, Pedomanku.id;
Sekretaris Jenderal World Zakat and Waqf Forum (WZWF) Datuk Dr. Mohd Ghazali Md mendorong adanya penerapan standarisasi global dalam tata kelola zakat dan wakaf, sebagai upaya strategis percepatan pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan umat secara global.
Hal itu disampaikannya dalam Konferensi Zakat Internasional ke-8 atau The 8th International Conference of Zakat (ICONZ) 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI, di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, belum lama ini.
Menurutnya, penerapan standar global harus berfokus pada tiga aspek utama, yaitu transparansi, efisiensi, dan keadilan.
“Transparansi memastikan pengelolaan dana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan, efisiensi mendorong operasional yang lebih optimal, sementara keadilan memastikan dana dan aset zakat serta wakaf benar-benar sampai kepada pihak yang paling membutuhkan,” jelas Datuk Ghazali.
“Melalui standar ini, kita dapat memastikan bahwa dana zakat dan wakaf benar-benar sampai kepada pihak yang membutuhkan dengan tepat sasaran,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Datuk Ghazali juga menyoroti Resolusi WZWF 2024 yang diadopsi di Jakarta sebagai langkah signifikan untuk memperbaiki tata kelola zakat dan wakaf di tingkat global.
“Resolusi ini mencakup lima poin utama yang menjadi pedoman strategis, yaitu penguatan tata kelola institusional, transformasi digital dalam pengelolaan, integrasi wakaf dalam pembangunan ekonomi, pelaporan terstandarisasi, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di lembaga zakat dan wakaf,” jelas Datuk Ghazali.
“Dengan resolusi ini bisa menjadi panduan strategis untuk mendorong pengelolaan yang lebih baik dan lebih berdampak,” tambahnya.
Datuk Ghazali juga mengajak seluruh peserta konferensi untuk bergerak bersama dalam menghadapi tantangan ini.
“Revitalisasi zakat dan wakaf adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai umat Islam untuk menciptakan kesejahteraan global. Standar global dan praktik terbaik adalah kunci untuk memastikan bahwa zakat dan wakaf berperan lebih besar dalam pembangunan masyarakat,” ujar Datuk Ghazali.
Datuk Ghazali berharap, konferensi ini dapat menjadi momentum untuk menyatukan visi dan langkah konkret dalam menerapkan tata kelola zakat dan wakaf secara global.
Dengan kolaborasi lintas negara dan komitmen bersama, ia optimis kedua instrumen keuangan Islam ini akan menjadi solusi nyata dalam mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi.
“Mari kita berkomitmen untuk menjadi pembawa standar tata kelola zakat dan wakaf, menjadikannya mercusuar harapan, keadilan, dan kepedulian bagi semua umat. Ini adalah misi suci kita bersama untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera,” ucapnya.
ICONZ ke-8 mengusung tema “The Zakat Contribution Towards the World Poverty Alleviation and Welfare”, dihadiri 300 akademisi dan pegiat zakat dari negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Myanmar, Brunei Darussalam, Kamboja), Jordan, juga pegiat zakat dan akademisi di Indonesia. Acara tersebut terselenggara atas kerja sama BAZNAS, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Amal Salman, serta BAZNAS Provinsi Jawa Barat. (zharfan)