160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
iklan dpr makassar

BANGGA, MAHIR, DAN MAJU DENGAN BAHASA INDONESIA

Oleh Mas’ud Muhammadiah

Dalam konteks pendidikan kontemporer, kemunculan slogan “Bangga, Mahir, dan Maju dengan bahasa Indonesia” yang mulai diwacanakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. menghadirkan dimensi baru dalam upaya revitalisasi peran bahasa Indonesia. Slogan ini hadir sebagai respons strategis terhadap tantangan globalisasi digital sambil mempertahankan akar budaya nasional. UNESCO pun dalam “Education in a Digital World” (2023) menekankan bahwa penggunaan bahasa ibu dalam pendidikan tidak hanya memperkuat identitas budaya tetapi juga meningkatkan efektivitas pembelajaran di era digital. Paulo Freire (2021) menambahkan bahwa pembebasan pendidikan di era digital harus dimulai dari penguatan identitas bahasa dan budaya lokal. Kebanggaan terhadap bahasa Indonesia sebagai komponen pertama slogan mencerminkan upaya fundamental dalam membangun kesadaran kritis terhadap identitas nasional. Di tengah gempuran konten digital berbahasa asing, rasa bangga terhadap bahasa Indonesia menjadi benteng pertahanan sekaligus katalisator transformasi digital yang tetap mempertahankan nilai-nilai ke-Indonesia-an.
Howard Gardner yang dikutip Aubrey dan Torres (2020) menjelaskan bahwa kemahiran berbahasa di era digital tidak lagi terbatas pada kemampuan komunikasi konvensional. Komponen “Mahir” dalam slogan tersebut mengindikasikan pentingnya penguasaan bahasa Indonesia secara komprehensif yang mencakup literasi digital, kemampuan analitis, dan keterampilan menulis akademis. Kemahiran ini menjadi semakin krusial mengingat peran bahasa Indonesia sebagai medium pembelajaran dalam berbagai program digital. Michael Fullan dalam karyanya “The New Meaning of Educational Change” (2015) menekankan bahwa kemajuan pendidikan di era digital harus berakar pada identitas kultural yang kuat. Komponen “Maju” dalam slogan ini merefleksikan visi bahasa Indonesia sebagai instrumen kemajuan dalam konteks global. Bahasa Indonesia harus mampu berkembang menjadi bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, melampaui fungsinya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.
Implementasi slogan tersebut, dalam konteks pendidikan digital menghadapi tantangan yang kompleks namun juga membuka peluang signifikan. Keberhasilan integrasi bahasa lokal dalam pembelajaran digital bergantung pada tiga faktor utama: infrastruktur teknologi yang memadai, konten digital berkualitas, dan kapasitas pendidik dalam menggunakan teknologi pembelajaran bahasa. Pengembangan konten digital edukatif berbahasa Indonesia yang berkualitas menjadi prioritas dalam mengimplementasikan slogan ini. Program pembelajaran digital, aplikasi pendidikan, dan sumber belajar daring (dalam jaringan) perlu dikembangkan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tanpa mengesampingkan standar kualitas internasional. Transformasi ini memerlukan kolaborasi antara praktisi pendidikan, pengembang teknologi, dan ahli bahasa.
Program literasi digital berbasis bahasa Indonesia perlu dirancang secara sistematis untuk mendukung implementasi slogan ini. Program ini tidak hanya mencakup kemampuan menggunakan teknologi tetapi juga keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam konteks digital berbahasa Indonesia. Kampanye positif penggunaan bahasa Indonesia di media sosial juga menjadi bagian integral dari implementasi slogan ini. Di era dominasi media sosial, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di program digital dapat memperkuat identitas nasional sekaligus meningkatkan literasi digital masyarakat. Kampanye ini perlu melibatkan influencer (pemengaruh) pendidikan, tokoh publik, dan komunitas pegiat bahasa.
Pengembangan terminologi teknis berbahasa Indonesia untuk bidang teknologi dan sains menjadi tantangan tersendiri. Kemampuan bahasa lokal untuk mengakomodasi perkembangan teknologi menjadi indikator penting dalam menilai relevansi bahasa tersebut di era digital. Upaya sistematis dalam mengembangkan kosakata teknis berbahasa Indonesia perlu dipercepat untuk mendukung pembelajaran sains dan teknologi. Kolaborasi internasional dengan tetap mempertahankan identitas bahasa Indonesia juga perlu diperkuat. Program pembelajaran digital berbahasa Indonesia dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan budaya dan pengetahuan Indonesia ke dunia internasional. Pendekatan ini sejalan dengan visi UNESCO tentang multilingualisme dalam pendidikan digital.
Untuk mengoptimalkan implementasi slogan ini, perlu dikembangkan infrastruktur digital yang memadai. Program pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi, pangkalan data konten digital edukatif, dan sistem evaluasi kemahiran berbahasa berbasis teknologi menjadi komponen penting dalam ekosistem pembelajaran digital berbahasa Indonesia. Penguatan kapasitas pendidik dalam menggunakan teknologi untuk pengajaran bahasa juga menjadi prioritas. Pelatihan pengembangan konten digital dan program pengembangan profesional berkelanjutan perlu dirancang untuk memastikan pendidik mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara efektif. Kolaborasi multipihak antara institusi pendidikan, industri teknologi, dan komunitas pegiat bahasa menjadi kunci keberhasilan implementasi slogan ini. Sinergi ini dapat menghasilkan inovasi dalam metode pembelajaran bahasa, pengembangan konten digital berkualitas, dan penguatan identitas nasional melalui teknologi.
Perkembangan ekosistem digital juga membawa tantangan baru dalam implementasi slogan ini. Generasi digital memiliki cara belajar dan berkomunikasi yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Hal ini menuntut pendekatan baru dalam pengajaran bahasa Indonesia yang lebih adaptif terhadap kebutuhan generasi digital, tanpa mengorbankan esensi dan nilai-nilai fundamental bahasa nasional. Penting juga ditekankan dan dipertimbangkan aspek kesetaraan dalam implementasi pembelajaran digital. Pengembangan infrastruktur dan konten digital berbahasa Indonesia harus memperhatikan kesenjangan akses teknologi yang masih terjadi di berbagai daerah. Strategi implementasi perlu dirancang dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan sosio-ekonomi yang beragam di Indonesia.
Aspek kreativitas dan inovasi dalam penggunaan bahasa Indonesia juga perlu mendapat perhatian khusus. Penting mempertahankan kreativitas dalam pembelajaran bahasa di era digital. Pengembangan konten kreatif berbahasa Indonesia, seperti podcast (siniar) pendidikan, video pembelajaran interaktif, dan aplikasi game edukasi, dapat menjadi medium efektif untuk menarik minat generasi muda terhadap bahasa Indonesia. Evaluasi dan monitoring implementasi slogan ini juga memerlukan pendekatan yang komprehensif. Sistem penilaian kemahiran berbahasa Indonesia perlu disesuaikan dengan tuntutan era digital, mencakup kemampuan menulis untuk media digital, komunikasi dalam konteks profesional daring, dan literasi digital berbahasa Indonesia. Pembangunan komunitas pembelajaran profesional berbasis digital juga menjadi komponen penting dalam mendukung implementasi slogan ini. Jaringan pendidik, praktisi bahasa, dan pegiat literasi digital perlu diperkuat untuk memfasilitasi pertukaran praktik terbaik dan inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan kolaboratif ini dapat mempercepat proses adaptasi dan pengembangan metode pembelajaran yang efektif.
Kesimpulannya, implementasi slogan”Bangga, Mahir, dan Maju dengan bahasa Indonesia” memerlukan pendekatan holistik yang mempertimbangkan kompleksitas era digital. Keberhasilan implementasi akan bergantung pada kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi sambil mempertahankan nilai-nilai fundamental bahasa dan budaya Indonesia. Melalui kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, slogan ini dapat menjadi katalisator transformasi pendidikan yang bermakna di era digital. Slogan ini juga dapat merepresentasikan visi transformatif yang menjembatani tradisi dan modernitas dalam konteks pendidikan Indonesia. Keberhasilannya akan sangat bergantung pada harmonisasi antara kebijakan, implementasi teknologi, dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Di era digital ini, slogan tersebut bukan sekadar slogan, melainkan manifestasi komitmen untuk memajukan pendidikan Indonesia dengan tetap mempertahankan jati diri bangsa melalui bahasa nasional. (Penulis, Dosen Universitas Bosowa)

Facebook Comments Box